Uji krispy pada tepung makanan mungkin terdengar aneh untuk segelintir orang, namun tes tersebut sudah dilakukan sebagai salah satu uji kualitas dari tepung makanan, sebagai contoh untuk pengujian pada butiran tepung chicken nugget. Uji ke-krispian dapat dilakukan dengan cara menekan tepung makanan dengan menggunakan Force Gauge sampai tepung makanan tersebut hancur, sehingga didapatkan nilai gaya tekan balik puncak dari tepung makanan tersebut dalam satuan N, kgf, lbf, dsb. Sebetulnya tes ini lebih tepatnya disebut uji tekan pada tepung makanan menggunakan Force Gauge, namun di industri makanan lebih popular diesebut dengan uji krispi karena untuk menentukan ke-krispian dari tepung makanan tersebut.
Pengujian pada butiran tepung penting untuk dilakukan sebagai penentu kualitas dari tepung makanan tersebut. Sebagai contoh, salah satu produsen tepung makanan untuk chicken nugget di Indonesia memiliki standar minimal 10N dan maksimal 25N sebagai standar kualitasnya, jika tepung makanan yang sudah dilakukan pengetesan hasilnya dibawah standar yang ditentukan, maka tepung makanan tersebut terlalu mudah pecah, jika hasilnya melampaui standar yang ditentukan, maka tepung makanan tersebut terlalu keras. Tiap – tiap produsen tepung makanan memiliki standar yang berbeda tergantung dimana pengaplikasiannya.
Gambar-1. Salah satu contoh butiran tepung tepung makanan yang beredar di Indonesia
Salah satu cara pengujian uji krispy pada butiran tepung adalah dengan metode uji tekan menggunakan Force Gauge. Force Gauge adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur gaya (N,lb,kgf) baik gaya dorong/tekan (kompresi) maupun gaya tarik (tensile) pada suatu objek. Di Indonesia alat ini sangat familiar dengan sebutan "push pull" dan memiliki aplikasi luas dalam berbagai industri, salah satunya di industri Food & Beverage.
Gambar-2. Force Gauge Digital
Jika menggunakan metode uji tekan Force Gauge, dibutuhkan Force Gauge yang memiliki akurasi tinggi, hal ini dikarenakan range pengukuran butiran uji tepung akan sangat kecil, maksimal 25N, sehingga pada umumnya Force Gauge yang digunakan adalah Force Gauge Digital (Gambar-2) dengan kapasitas 50N yang memiliki akurasi < 0.3% dari kapasitasnya. selain itu diameter butiran tepung makanan yang kecil sebagai salah satu faktor penting dalam pemilihan Force Gauge dengan akurasi yang tinggi.
Untuk melakukan uji krispy pada tepung menggunakan Force Gauge Digital bisa dilakukan dengan 2 cara, yakni metode pengujian manual dan pengujian otomatis (motorized). Pengujian manual dan otomatis (motorized) tentu memiliki kelebihan dan kekuranngannya masing – masing.
Untuk pengujian manual, faktor keahlian dari operator sangat penting terhadap hasil pengukuran, pengujian manual juga membutuhkan waktu sedikit lebih lama daripada pengujian otomatis (motorized), namun harga dari Force Gauge dengan metode manual pastinya akan dibawah dari Force Gauge dengan metode otomatis (motorized) dikarenakan Force Gauge dengan metode manual alatnya lebih sederhana daripada Force Gauge dengan metode otomatis (motorized).
Sedangkan Force Gauge dengan metode otomatis (motorized), menggunakan alat yang lebih canggih, penggunaannya secara otomatis, menghilangkan human error, pengujiannya lebih cepat, dan memiliki fitur – fitur lebih canggih, seperti auto transfer data, unlimited memory, live graphics, dan lain-lain.
Gambar-3. Force Gauge + manual stand
Gambar-4. Force Gauge + motorized stand
Gambar-5. Flat head
Sejak tahun 1979, Mark-10 telah membantu kontrol kualitas, manufaktur, dan penelitian di seluruh dunia untuk memastikan kualitas produk tetap terjaga sesuai standar. PT Yakin Maju Sentosa kini merupakan distributor resmi produk Mark-10 di Indonesia.
Pengujian material adalah analisis ilmiah terhadap bahan seperti logam, elastomer, dan tekstil, yang dimana ini memerlukan pengukuran tegangan, regangan, modulus elastisitas, perpanjangan (elongation), dan perhitungan lainnya. Aplikasi umum meliputi pengujian tarik aluminium, gaya lentur plastik (bending force), dan gaya kompresi busa (compression force of foams).
Pengukuran gaya (force measurement) merupakan metode pengujan yang lebih sederhana, biasanya hanya memerlukan pengukuran gaya (force) dan jarak (distance). Ini lebih sering direkomendasikan untuk pengujian komponen dan rakitan (asseembly) daripada bahan (material).
Mark-10 Force Gauge dapat digunakan dalam aplikasi pengujian tegangan (tension) dan kompresi (compression) dalam jumlah yang hampir tak terbatas. Mampu mengukur gaya puncak (peak force) dalam tegangan dan kompresi, serta memiliki satuan pengukuran yang dapat dipilih.
Mark-10 Motorized Force Tester memberikan peningkatan akurasi dan kemampuan pengulangan (repeatability) dibandingkan pengujian manual untuk berbagai jenis pengujian termasuk uji tarik, uji kompresi, uji tekuk menekuk (bending), uji kupas (peeling), uji sobek, uji geser, uji gesekan, uji tusukan, dan pengujian mekanis lainnya hingga 1,500 lbF (6.7 kN).
Mark-10 Torque Gauge & Torque Tester adalah produk pengukuran torsi yang akurat dan kaya akan fitur, ideal untuk berbagai aplikasi torsi. Semua pengukur torsi dan penguji torsi menangkap torsi puncak (peak torque) di kedua arah (CW dan CCW) dan memiliki unit pengukuran torsi yang dapat dipilih.
Rangkaian Plug & Test® mencakup indikator yang dapat diganti serta sensor gaya (force) dan torsi (torque) jarak jauh. Indikator Mark-10 menampilkan tampilan grafis, laju pengambilan sampel yang sangat cepat, dan sejumlah fitur lainnya.
Stand Motorized Torque Tester canggih dirancang utuk berbagai aplikasi, termasuk pengujian torsi penutupan (closure), pengujian torsi pengikat (fastener), dan masih banyak lagi.
Jika Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai Force Gauge Digital untuk mendukung bisnis Anda, silahkan hubungi kami. Kunjungi juga halaman Facebook, Instagram, Linkedin , TikTok dan Youtube kami untuk mendapatkan informasi terbaru seputar peralatan industri.