Polishing atau pemolesan adalah proses finishing (penyelesaian akhir) yang bertujuan untuk memperhalus permukaan suatu material agar tampak lebih mengkilap, bersih, dan bebas dari cacat permukaan seperti goresan atau bekas pemotongan.
Menghilangkan Cacat Permukaan: Seperti goresan, noda, atau bekas proses sebelumnya (grinding, pemotongan, dll).
Persiapan untuk Proses Selanjutnya: Seperti pelapisan, pengecatan, atau penyegelan.
Meningkatkan Ketahanan dari Korosi: Dengan mengurangi kekasaran permukaan, tingkat penyerapan kelembaban dan bahan kimia bisa diminimalkan.
Polishing adalah bagian penting dari proses finishing yang bukan hanya mempercantik tampilan, tetapi juga meningkatkan daya tahan dan nilai fungsional suatu produk. Pemilihan metode polishing tergantung pada jenis material, tujuan akhir, dan skala produksi.
Proses permesinan dan grinding (CNC) meninggalkan goresan (scratches), potongan, dan tepi yang kasar (rough edges) yang dapat menghilangkan tampilan estetika suatu produk. Dengan melalui proses polishing, mampu menghilangkan cacat permukaan dan menghaluskan permukaan. Dalam industri otomotif, Polishing biasanya digunakan untuk memoles bodi mobil atau motor agar terlihat mengkilap (glossy) dan terlindung dari karat. Selain bodi kendaraan, polishing juga digunakan untuk memoles sparepart kendaraan.
Bahan abrasif memiliki aplikasi penting dalam pengerjaan logam (metalworking) yang meliputi: grinding, polishing, deburring, dan surface finishing. Bahan abrasif (abrasive tools) dalam proses polishing pada metalworking bertujuan untuk memberikan tampilan mengkilap pada logam.
Selain untuk memoles lantai marmer, granit, dan beton yang bertujuan untuk tampilan premium, penggunaan polishing pada industri konstruksi juga bertujuan untuk mempersiapkan permukaan untuk proses selanjutnya.
Bertujuan untuk menghasilkan kilau / kilap yang maksimal dan mewah pada emas, perak, logam mulia, batu permata, dan lainnya.
Dalam pengerjaan pembuatan furniture, terutama yang berbahan kayu, ada beberapa jenis alat abrasif seperti amplas (sandpapers), abrasive belts, dan lainnya yang dibuat untuk mengikis material, membuat permukaan halus, dan menghilangkan duri tajam pada material kayu yang akan dicat. Polishing bertujuan untuk memoles permukaan (surface) dari furniture untuk tampilan akhir yang mengkilap.
Permukaan benda kerja harus dibersihkan dari kotoran, minyak, dan sisa bahan lain. Biasanya dilakukan setelah proses grinding atau lapping.
Pastikan bahan abrasif yang digunakan untuk memoles sesuai dengan material / bahan yang akan dipoles / di polishing.
Bahan abrasif sering dicampur dengan cairan pelumas seperti air, minyak, atau emulsi untuk mengurangi panas dan memperbaiki hasil permukaan. Pastikan bahan-bahan yang diperlukan sebelum proses polishing sudah tersedia.
Proses dilakukan dengan alat seperti polishing wheel, lap (kain halus), atau pad yang berputar. Tekanan dan kecepatan harus dikendalikan untuk menghindari overheating.
Setelah polishing selesai, permukaan dibersihkan dan diperiksa menggunakan mikroskop atau alat pengukur kekasaran permukaan (roughness tester).
Plastik part / komponen berbahan plastik dapat dipoles / di polishing untuk mempercantik tampilannya dan menghaluskan permukaan yang tidak rata. Akan tetapi, teknik pemolesan dan senyawa khusus yang digunakan untuk memoles plastik mungkin berbeda dengan yang digunakan untuk logam. Bahan plastik yang bisa di poles tergantung pada beberapa faktor, termasuk jenis plastik, kekerasannya, dan ketahannya terhadap panas.
Pada barang-barang furniture atau perlengkapan/perabotan rumah tangga yang melalui proses painting (cat) sebagian membutuhkan tampilan akhir yang high gloss finish (mengkilap). Untuk itu biasanya dibutuhkan proses pemolesan (buffing) pada permukaan furniture yang bertujuan untuk menghilangkan goresan halus serta memberikan efek kilap pada permukaaan cat atau plastic.